Powered By Blogger

Sabtu, 04 September 2010

RAHASIA PERJALANAN MENUJU TUHAN

RAHASIA PERJALANAN MENUJU TUHAN


Perjalanan Menuju Tuhan
Armstrong menganologikan bentuk lahiriah suatu entitas menyembunyikan makna batiniahnya dan suatu bentuk cerapan indriawi. Dunia Imajinasi adalah “tempat” makna-makna mengambil bentuk indrawi.
Perjalanan menuju Tuhan dimulai dengan membangkitkan konsep bahwa alam fenomental adalah selubung yang menyelubungi dan menutupi Tuhan. Manusia memulai pencarian dengan menyingkirkan selubung dengan maksud untuk sadar bahwa selubung dan Tuhan adalah satu dan sama. Selubung yang dimaksud adalah teofani itu sendiri: perwujudan dari Tuhan melaui Nama-nama dan kualitasnya. ketika kita melihat selubung, sebenarnya kita tidak melihat apa-apa kecuali Tuhan semata, dalam ayat al-Qur’an dituliskan: “
n dituliskanal-Qur'a, sebenarnya kita tidak melihat apa-apahan melauierkesinambungan sadar akan dan melalui simbol seseorang meDan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:115)
Jalan yang ditempuh seseorang untuk sampai ke tingkat melihat Tuhan dengan mata hati dan akhirnya bersatu dengan Tuhan demikian panjang dan penuh duri. Bertahun-tahun orang harus menempuh jalan yang sulit itu. Karena itu hanya sedikit sekali orang yang bisa sampai puncak tujuan tasawuf. Jalan itu disebut tariqah (bahasa Arab), dan dari sinilah berasal kata tarekat dalam bahasa Indonesia. Jalan itu, yang intinya adalah penyucian diri, dibagi kaum sufi ke dalam stasion-stasion yang dalam bahasa Arab disebut maqamat -tempat seorang calon sufi menunggu sambil berusaha keras untuk membersihkan diri agar dapat melanjutkan perjalanan ke stasion berikutnya. Sebagaimana telah di sebut diatas penyucian diri diusahakan melalui ibadat, terutama puasa, shalat, membaca al-Qur'an dan dzikir. Maka, seorang calon sufi banyak melaksanakan ibadat. Tujuan semua ibadat dalam Islam ialah mendekatkan diri itu, terjadilah penyucian diri calon sufi secara berangsur.
Chittick menuliskan, bahwa untuk menemukan Diri yang sesungguhnya, manusia harus membuang segala bayangan diri. Rumi melukiskan perjalanan ini dalam berbagai terminologi, yang masing-masing menarik untuk kita cermati. Dan secara termenologis, yang memiliki pengertian yang paling luas dan mendasar adalah eksisitensi dan noneksistensi.
Segala penampakan dunia adalah “rendah” yang dipahami oleh manusia sebagai “eksistensi,” dan dia memandang dirinya sendiri sebagai bagaian dari sekian eksisiten.
Tuhan bagaimanapun juga ada (eksis), dan jika kita menempatkan eksisitensi kita dekat pada Eksisitensi-Nya, kita sesungguhnya tidak memiliki eksistensi. Kita hanya menerima pancaran cahaya Eksisitensi-Nya. Karenanya, “pancaran” itu pada akhirnya akan kembali pada sumbernya. Sehingga apa yang tampak sebagai eksisten ini, sesungguhnya noneksisiten, dan apa yang tampak sebagai noneksisten, itulah eksisitensi yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, jika manusia ingin menemukan eksistensi dirinya yang sesungguhnya, dia harus mencarinya di dalam noneksistensi dirinya sendiri.
Di Indonesia dikenal istilah ilmu yang digunakan seseorang muslim dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT, yakni:
A.Syariat
Ilmu syariat adalah ilmu hukum yang berhubungan dengan peraturan hidup yang ditetapkan oleh Allah SWT. Peraturan ini diturunkan oleh Allah SWT melalui perantaraan malaikat kepada Nabi Muhammad SAW. Ilmu syariat merupakan ilmu undang-undang untuk diamalkan dan dipatuhi oleh manusia demi kesejahteraan hidup di dunia.
Peraturan-peraturan ini adalah berlaku dalam semua bidang kehidupanmanusia, baik dalam soal akidah, soal ibadah, soal muamalah dan lain-lain lagi. Tujuan peraturan ini diturunkan ialah untuk untuk kesejahteraan kehidupan manusia. Lewat syariat manusia berhubungan dengan Tuhan melalui amalan ibadah fardhu 'ain.
B. Tarikat
Ilmu tarikat ialah merupakan jalan ke arah untuk perbersihan jiwa atau hati bagi mengetahui perbedaan antara hamba dan Khalik, yakni mengenal diri dan mengenal Tuhan. Ilmu ini merupakan suatu peraturan atau kaedah tertentu yang perlu dilalui oleh seseorang bagi pembersihan hati untuk mengenal diri dan Tuhannya, di dalam tarikat terdapat cara-cara amalan untuk membolehkan kita mengenal diri dan seterusnya bertemu dangan Allah SWT. Amalan itu lebih menekankan kepada pembersihan jiwa dan juga kepada penegakkan syariat.. Dalam tujuan ini kita harus terlebih dahulu menyucikan hati kita karana selagi kita tidak suci, maka selama itulah pula kita tidak akan dapat mengenali Allah SWT dan seterusnya bertemu danganNya.
Jalan atau kaedah penyucian diri ini (tarikat), dilakukan dengan cara yang telah disunnahkan oleh Rasulullah saw serta para sahabat dan para wali Allah SWT yang terdahulu
C. Hakikat
Ilmu hakikat ialah suatu ilmu untuk mengenal diri sendiri, untuk mengetahui asal-usul dan proses tajalli kita. jika kita mengenali diri sendiri, maka kita akan tahu siapakah hakikat kita sebenar dan seterusnya mengetahui khalik yang menciptakan kita. Ilmu ini sangat penting kerana selagi kita tidak mengetahui siapa hakikat diri yang sebenarnya, maka selama itulah kita tidak tahu segalanya, baik tentang diri kita sendiri, apa lagi mengenal diri Allah SWT itu sendiri. Ilmu hakikat juga adalah ilmu yang menyelami kepada dasar sesuatu kejadian.
Kalau ilmu syariat hanya mengupas tentang kejadian di bahagian kulit(luaran) sahaja, tetapi ilmu hakikat menyelongkarinya sehingga ke dalamasal kejadian dan membincangkan process-process perwujudan. Ilmu inilahyang memperkenalkan siapakah diri kita yang sebenarnya.
D. Makrifat
Ilmu makrifat ialah suatu ilmu yang dalam dan tinggi. Ia merupakan puncak kepada ilmu kalam dan syahadah. Ilmu ini wujud setelah sempurna antara ketiga-tiga ilmu tersebut, yaitu syariat, tarikat dan hakikat. Apabila ketiga-tiga ilmu itu sudah sempurna maka terbentuklah ilmu makrifat. Dalam kata lain, ilmu makrifat menyimpulkan ketiga-tiga ilmu itu tadi untuk menjadikan satu ilmu yang tinggi. Peringkat kecemerlangan makrifat ini ialah dengan menguasai tiga cabang ilmu, iaitu ilmu kalam, ilmu syahadah, dan ilmu ghaib. Orang yang memiliki dan menguasai ilmu ini juga biasanya ada keistimewaan tersendiri.
Itulah empat bidang ilmu yang wajib dipelajari oleh mereka yang berkeinginan untuk mengenali diri dan Tuhannya. Apabila tidak faham akan keempat-empat cabang ilmu itu maka agak sukar bagi seseorang itu untuk mengenali dirinya dan juga Tuhannya dan untuk mengenal Allah SWT hendaklah semasa hidup ini, dan bukannya sesudah mati. Firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an (Q.S. Al-Israa' [17]:72) "Dan barang siapa yang buta di dunia ini, nescaya di akhirat ia akan lebih buta dan lebih tersesat lagi jalannya".
Pengetahuan (ilmu) dan pengenalan (makrifat) bukanlah yang menandakan seseorang itu sudah sampai ke penghujung jalan. Selagi ada ilmu dan makrifat, jalan belum tamat. Tanda seseorang itu sampai ke peringkat akhir adalah apabila tidak ada lagi pengetahuan dan tidak ada juga makrifat, kedua-duanya mengaku kalah di hadapan Allah SWT s.w.t. Apa yang ada hanyalah ketidaktahuani, tidak ada lagi pendapat tentang Tuhan juga tidak ada walau satu bentuk pun pengenalan mengenai-Nya. Pada ketika itu hamba dengan segala kerendahan hatinya mengakui bahawa tidak ada siapapun yang mampu memecahkan benteng keperkasaan-Nya yang melindungi keesaan-Nya. Pengetahuan dan pengenalan tentang Tuhan adalah tidak tahu dan tidak mengenal. Setinggi-tinggi ilmu dan makrifat yang boleh dicapai adalah pengakuan bahwa hanya Dia yang kenal Diri-Nya. Abu Bakar as-Siddik yang sentiasa benar telah mengatakan: “Maha Suci Tuhan yang tidak mengadakan jalan untuk Dia dikenali melainkan memberi kita kesedaran dan pengetahuan yang Dia tidak mungkin dikenali”.
Maqam yang harus dilewati sebelum seorang sampai pada tingkatan makrifat adalah:
A. Taubat
Taubat adalah langkah pertama bagi seseorang yang akan memasuki jenjang makrifat. Jika penyucian anggota badan (berwudlu) merupakan langkah pertama bagi yang ingin mendirikan shalat, maka taubat adalah langkah pertama bagi orang-orang yang akan menempuh jalan menuju kebenaran (al-Haqq).
B. Kefakiran
kefakiran dimaknai sebagai ketiadaan diri. Hati atau jiwa kita harus miskin (tidak memiliki apa-apa selain hanya Allah SWT) itulah makna sejati kefakiran.
C. Ikhlas
ikhlas itu maknanya tulus hati atau dapat dierjemahkan dengan hati yang bersih. Oleh karena itu perbuatan yang diniatkan dengan ikhlas akan menerbitkan kesejukan, ketentraman dan kedamaian hati.
D. Zuhud
Aliran zuhud atau asketisme timbul pada akhir abad I dan permulaan abad II hijriah. Aliran ini timbul sebagai reaksi terhadap hidup mewah dari Khalifah dan keluarga serta pembesar-pembesar negara sebagai akibat dari kekayaan yang diperoleh setelah Islam meluas ke Syiria, mesir Mesopotamia dan persia. Orangmelihat perbedaan besar antara hidup sederhana dari rasul serta para sahabat dan khalifah yang empat.
Perjalanan manusia menuju Tuhan akan mengarahkan perjalanan kedalam Tuhan. sebagaimana yang dijelaskan oleh Bahtiar , “berjalan dalam Tuhan” sadar akan Kehadiran Ilahi dalam setiap bentuk dan sekaligus sadar akan Realitas Ilahi yang mentransendensikan setiap bentuk itu. Ini hakikatnya merupakan perjalanan dalam simbol-simbol, bentuk-bentuk yang berfungsi sebagai kekuatan transmutatif ketika sang mistikus berjalan lebih dekat lagi kepada Tuhan.


Tuhanku,
Aku hanyalah sebutir pasir di gurun-MU yang luas
Aku hanyalah setetes embun di lautanMU yang meluap hingga ke seluruh samudra
Aku hanya sepotong rumput di padangMU yang memenuhi bumi
Aku hanya sebutir kerikil di gunung MU yang menjulang menyapa langit
Aku hanya seonggok bintang kecil yang reduo di samudra langit Mu yang tanpa batas
Tuhanku
Hamba yang hina ini menyadari tiada artinya diri ini di hadapanMU
Tiada Engkau sedikitpun memerlukan akan tetapi …
hamba terus menggantungkan segunung harapan pada MU
Tuhanku…………..baktiku tiada arti, ibadahku hanya sepercik air
Bagaimana mungkin sepercik air itu dapat memadamkan api neraka MU
Betapa sadar diri begitu hina dihadapanMU
Jangan jadikan hamba hina dihadapan makhlukMU
Diri yang tangannya banyak maksiat ini,
Mulut yang banyak maksiat ini,
Mata yang banyak maksiat ini…
Hati yang telah terkotori oleh noda ini…memiliki keninginana setinggi langit
Mungkinkah hamba yang hina ini menatap wajahMu yang mulia???
Tuhan…Kami semua fakir di hadapan MU tapi juga kikir dalam mengabdi kepada MU
Semua makhlukMU meminta kepada MU dan pintaku….
Ampunilah aku dan sudara-saudaraku yang telah memberi arti dalam hidupku
Sukseskanlah mereka mudahkanlah urusannya
Mungkin tanpa kami sadari , kamu pernah melanggar aturanMU
Melanggar aturtan qiyadah kami,bahkan terlena dan tak mau tahu akan amanah
Yang telah Tuhan percayakan kepada kami…Ampunilah kami
Pertemukan kami dalam syurga MU dalam bingkai kecintaan kepadaMU
Tuhanku….Siangku tak selalu dalam iman yang teguh
Malamku tak senantiasa dibasahi airmata taubat,
Pagiku tak selalu terhias oleh dzikir pada MU
Begitulah si lemah ini dalam upayanya yang sedikit
Janganlah kau cabut nyawaku dalam keadaan lupa pada Mu
Atau….dalam maksiat kepadaMU “Ya Tuhanku Tutuplah untuk kamu dengan sebaik-baiknya penutupan !!”
Dari saudara untuk saudara “Perbaiki diri Serulah Orang Lain”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar